Berlari adalah bagian dari hidup. Tapi pernahkah kamu menyerupai berlari sebagai suatu kehidupan. Berlari itu adalah hidup. Ketika kamu sedang berlari kamu akan melihat banyak orang yg berlari pula, ada yang setengah lambat, berjalan karena sudah tidak kuat berlari, dan ada pula yang berlari dengan cepat dan berambisius padahal track-nya tidak ada yang pernah tahu kapan harus berhenti. Di sepanjang jalan kamu akan menemukan daerah atau tempat yang baru meskipun kamu tidak tahu apa yang harus kamu lakukan di sana tapi kamu harus tetap berlari. Disana kamu dituntut untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan yang baru yang licin, berbatu, lurus, berkelok, ataupun basah dan berlumpur. Dalam berlari kamu akan sering menemukan dua atau lebih anak jalan dan kamu meragukan satu dengan yang lainnya, karena kamu belum pernah sekalipun melewati jalan mana pun. Melewati jalan ini kamu tidak pernah tahu kemanakah tujuan dari jalan ini begitu pula jalan yang lain. Apakah jalan ini buntu atau ternyata ada jurang didepan sana. Petujuk jalan bukan hal yang bisa menjadi pertimbangan penting dalam kasus ini yang terpenting adalah keyakinan dalam hati. Bagaimana kamu bisa melewati jalan ini meskipun banyak rintangan disana. Itu adalah seni dalam berlari. Ketika kamu berlari jangan sering kali melihat kebelakang biarkan jalan yang kamu lalui itu menjadi penyemangat mu saja. Itu akan memperlambat larimu ketika kamu melakukan keduanya secara bersamaan menoleh kebelakang sambil berlari menuju depan. Berlari dan terus berlari untuk mendapat sesuatu yang berharga dari hidup ini. Tapi ketika kamu berlari terlalu jauh apakah kamu sadar apa tujuan sebenarnya dari kamu berlari?
No comments:
Post a Comment